Pengamat Kritik Panitia Soal Bir Sponsori Formula E : Katakan Apa Adanya Tanpa Perlu Bersiasat

Pengamat Kebijakan Publik, Sugiyanto. (Ist)

Jakarta, Dekannews - Menjelang penyelenggaraan Formula E di Ancol 4 Juni mendatang, perusahaan bir Heineken terus menjadi perbincangan hangat. Mengingat perusahaan bir asal Belanda menjadi salah satu sponsor sehingga menimbulkan pro dan kontra. 

Pengamat Kebijakan Publik, Sugiyanto menilai protes masyarakat yang menentang merek bir Heineken menjadi sponsor tak membuat panitia kehabisan akal. Lalu iklan akan diganti dengan slogan.  

Sebelumnya Managing Director Formula E dari Jakarta Propertindo (Jakpro), Gunung Kartiko dan Ketua Pelaksana Ahmad Sahroni juga telah memastikan tidak ada iklan bir maupun minuman beralkohol. Logo diganti dengan tagline berbunyi 'when you drive, never drink'. 

"Coba kita amati secara seksama penjelasan dari sologan kampanye ‘ When you drive, never drink’. Maknanya tidak meminum alkohol selama berkendaraan," ucap pria yang akrab disapa SGY di Jakarta, Kamis (2/5).  

Kebijakan panitia tersebut, SGY melanjutkan  hanya untuk mensiasati lanntaran telah diketahui publik Perusahaan Bir Heineken sebagai salah satu sponsor global Formula E. Maka secara langsung atau tidak langsung slogan kampaye itu untuk kepentingan Heineken.  

Namun, menurut SGY Jia diamati secara seksama penjelasan dari sologan kampanye ‘ When you drive, never drink’. Maknanya tidak meminum alkohol selama berkendaraan. 

"Dengan demikian bila kita menebak arti lain dari slogan kampaye tersebut maka dapat bermakna sebaliknya yang bobot artinya seimbang, yakni boleh meminum alkohol selama tidak berkendaraan," ungkapnya.  

Oleh sebab itu, dia meminta panitia untuk berani bersikap terbuka dan jujur untuk mengakui Formula E terikat kerjasama dengan sponsor global termasuk Heineken. Artinya, Heineken juga mempunyai hak yang sama dalam kegitan Formula E diseluruh negara tak terkecuali di Indonesia. 

"Atau bila Panitia Penyelenggara berani nekat mengikuti tuntutan masyarakat dengan meniadakan sponsor global Heineken dalam bentuk apapun, maka itu lebih baik. Tentunya dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dari Formula E Organisation dan Heineken," tegasnya.  

SGY menambahkan, apabila hal tersebut tidak memungkinkan lantaran urusan sponsor global bukan ranahnya Panitia Penyelenggara Formula E Jakarta, namun kejujuran adalah jalan keluarnya.  

"Katakanlah kepada masyarkat apa adanya tampa perlu bersiasat. Memang tak akan bisa memenuhi semua keinginan publik, tetapi yakinlah bahwa masyarakat akan tetap menaruh hormat yang tinggi atas sebuah kejujuran," tutupnya. (Zat)